IHSG Melemah 0,22 Persen di Tengah Kesepakatan Dagang Dunia

Ekonomi

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Rabu pagi bergerak melemah di tengah optimisme pelaku pasar terhadap kesepakatan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok.

Pada perdagangan Rabu (11/6/2025), IHSG ditutup di zona hijau dengan naik 0,22 persen di level 7.199,88. Penguatan tersebut menjadikan penguatan IHSG selama 2 hari beruntun usai penurunan tajam selama 3 hari sebelumnya. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 4,88 poin atau 0,60 persen ke posisi 807,92.

Begitu juga dengan rupiah yang berakhir menguat 0,09% di level Rp16.255/US$1. Penguatan terjadi usai 2 hari beruntun melemah.

Ekspor China Merosot, Neraca Dagang Surplus

Pertumbuhan ekspor China tidak memenuhi ekspektasi pada bulan Mei, terseret oleh penurunan tajam dalam pengiriman ke AS, dimana para analis mengatakan dampak gencatan senjata perdagangan Beijing-Washington akan terlihat pada data bulan Juni.

Ekspor China ke AS anjlok 34,5% dari tahun lalu, menandai penurunan paling tajam sejak Februari 2020, menurut Wind Information, ketika pandemi Covid-19 mengganggu perdagangan. Impor dari AS turun lebih dari 18%, dan surplus perdagangan China dengan Amerika menyusut 41,55% tahun ke tahun menjadi US$18 miliar.

Ekspor secara keseluruhan naik 4,8% bulan lalu dalam dolar AS dari tahun sebelumnya, data bea cukai menunjukkan pada hari Senin, kurang dari perkiraan jajak pendapat Reuters sebesar 5%.

Hal itu sebagian besar diimbangi oleh pengirimannya ke blok Asia Tenggara, yang melonjak hampir 15% dari tahun sebelumnya, dan pengiriman ke negara-negara Uni Eropa dan Afrika, yang masing-masing naik 12% dan lebih dari 33%.

Total surplus perdagangan China meningkat 25% dari tahun sebelumnya menjadi US$103,2 miliar pada bulan Mei 2025.

Indeks Harga Produsen AS

AS akan segera merilis data Indeks Harga Produsen (IHP) periode Mei 2025. Sebelumnya, pada periode April 2025, Indeks Harga Produsen (IHP) AS untuk permintaan akhir turun secara tak terduga sebesar 0,5%, menurut Biro Statistik Tenaga Kerja.

Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh penurunan tajam dalam biaya layanan, khususnya dalam layanan perdagangan. Peningkatan tahunan untuk 12 bulan yang berakhir pada bulan April 2025 adalah sebesar 2,4%, tetapi indeks untuk permintaan akhir dikurangi makanan, energi, dan layanan perdagangan naik sebesar 2,9%.

Indeks Stoxx 600 turun tipis 0,02 persen, indeks DAX Jerman melemah 0,77 persen, sementara FTSE Inggris menguat 0,24 persen.

Pada perdagangan Selasa (10/6/2025), bursa saham AS di Wall Street bergerak menguat seiring meningkatnya optimisme investor terhadap hasil positif dari negosiasi dagang antara AS dan China
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 105,11 poin atau 0,25 persen dan ditutup di angka 42.866,87, indeks S&P 500 menguat 0,55 persen menjadi 6.038,81, sementara Nasdaq Composite naik 0,63 persen dan berakhir di 19.714,99. Bursa saham regional Asia pagi ini, antara lain indeks Nikkei menguat 180,49 poin atau 0,50 persen ke 37.382 ,50, indeks Shanghai menguat 20,76 poin atau 0,61 persen ke 3.405,76, indeks Hang Seng menguat 204,77 poin atau 0,72 persen ke 24.327,00, dan indeks Strait Times melemah 17,30 poin atau 0,44 persen ke 3.916,33.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *